DI BALIK GUNUNG MASIH BANYAK GUNUNG
Unknown
00.55
0
Oleh: Ahmad Sulistyo
Pegunungan
seribu yang menjadi saksi bisu perjalananku.......
Siang
itu,jadwal remedial anggota bermasalah di dusun Plebengan Tengah dan Plebengan
Kidul. Dari rumah ke rumah ucapkan salam sediakan rayuan demi mendapatkan
angsuran.
Pada saat
itu ada salah satu anggota dari rembug tersebut,sebut saja namanya simbah
samiyem,beliau sudah beberapa minggu tidak membayar angsuran,saya datangi ke
rumahnya sering tidak ada di rumah,kata tetangganya sedang ke kebun persiapan
panen singkong dimusim kemarau ini.
Dan pada
suatu hari Alhambulillah saya bisa menjumpai simbah Samiyem di rumahnya.Seperti
biasa saya ucapkan salam terlebih dahulu dan kemudian saya dipersilahkan masuk
ke rumahnya.dimulai dari percakapan angsuran hingga cerita tentang kehidupan
simbah Samiyem yang tinggal dibawah genting keripik (orang jawa bilang) yang
disangga tulang tulang rumah yang mulai merapuh.Simbah Samiyem menanggung beban
kebutuhan hidup cucunya sendirian karena ditinggal bapaknya menikah
lagi.
Bermodal tenaga,mbah Samiyem
bertani sambil bekerja apabila ada orang yang membutuhkan bantuannya,dari situ
simbah samiyem berharap bisa lulus menjalani kehidupannya dan bisa membesarkan
cucunya.Kadang hati terasa bimbang antara menangguhkan atau memaksa untuk
membayar membayar kembali pinjamannya.
Saya selalu
berdoa semoga Alloh SWT memberi kelancaran rizki kepada anggota-anggota
bermasalah dan Alloh juga melapangkan hatinya. karna saya yakin embun pertanda
datangnya musim semi,dan semua akan indah pada waktunya.