PENGALAMAN STAFF PENGGERAK GEMI DI LAPANGAN : IV
Unknown
20.20
0
By; Syamsul Rodhi
Naik
kendaraan dimusim hujan bukan sesuatu yang
menyenangkan, apalagi kita berlomba dengan dengan waktu
dari rebug satu kerembug yang lainnya.
Yang
saya ceritakan disini ,Adalah kisah di hari kamis di musim hujan, dimana
saya harus mendampingi rembug dengan
wilayah 3 kecamatan, dimulai dari Rembug
pertama yaitu Gemi Sejahtera yang terletak di Ngagel, Karangmojo yang hadir hanya 3 orang karena
anggotanya hanya tersisa 5 orang saja, cuaca masih aman saya melanjutkan kerembug
kedua yaitu Teratai
Indah yang belokasi di susukan IV Pojong dan alhamdulillah lancar dirembug ini
tapi cuaca sudah mulai terlihat mendung. Wajar ini musim hujan.
Dirembug
ketiga Lancar Usaha
agak lama nunggu maklum rembug ini biasanya yang ditunggu-tunggu ketua rembug
nya yaitu bu Puji
asal hadir lebih awal maka cepatlah selesai. Suasana bertambah gelap mendung
sudah mulai tanda-tanda hujan deras akan turun, buru-burulah saya meluncur
kerembug ke empat yaitu Lestari
Widodo masih dalam kecamatan Karangmojo Sebelum sampai ke lokasi saya
menyempatkan diri sholat dhuhur singgah dimasjid. Sambil melepas lelah harap
maklum belum
ada jam istirahat yang jelas ini di lapangan, perlu pandai-pandai mengatur waktu.
Sampailah
dirembug Lestari
Widodo ibu-ibu sudah sebagian pada kumpul,
sambil menunggu ane meneruskan
transaksi, ketika sudah kumpul, di tengah-tengah acara ibu—ibu langsung bubar lari meninggalkan rembug
karena ada kiriman petir yang bergemuruh disertai angin yang kencang. Sebagian besar langsung ijin pulang
karena tidak
sempat bawa payung, sekalian menyelamatkan jemuran yang belum terambil. Tinggalah
saya sendiri melanjutkan traksaksi yang belum terselesaikan ditemani mbah Jum, tuan rumah sedang ibu-ibu yang lainnya sudah bubar.
Hujan ditunggu belum juga reda angin
terlihat tambah kecang sambil ditemani teh panas buatan mbah Jum. Ditunggu-tunggu
tidak juga reda akhirnya terpaksa melanjutkan perjalanan kerembug terakhir yaitu
Ngudi Raharjo. Hujan begitu deras dan angin sangat kencang menghalangi
perjalanan yang disertai banjir. Dalam pikiranku “wah
ini bisa bahaya kalau dilanjutkan”, takut kejatuhan pohon akhirnya saya berhenti sejenak disebuah
masjid sambil telpon ketua rembugnya “mohon
maaf bu, saya datang
agak terlambat karena di sini hujan deras”.
Karena
hujan tidak berhenti, terpaksa harus lanjut terus.
Sampailah
ke rembug terakhir,Rembug Ngudi
Raharjo yang belokasi di selang V Wonosari, sambil mengucapkan salam
agak keras “Assalamu’alaikum” ,
ternyata tak ada orang “wah, ternyata rembugnya podho bubar”
pikir saya. Tiba-tiba tuan rumah muncul “ee
maaf mas, Gemi ne pindah rumah sebelah maklum rumah pada bocor.”. ”Ooo geh bu” sambil menuju rumah sebelah ternyata
ibu-ibu masih kumpul menunggu kedatangan ane.
Sambil
basa basi dan minta maaf datang terlambat karena ujan deras, akhirnya saya
duduk di tikar yang disediakan untuk membuka acara dan melajutkan transaksi
simpan pijamnya, ketika ditengah
transaksi tiba-tiba hujan deras tambah petir bergememuruh ibu-ibu langsung lari ke tepi
dinding sementara saya ditinggal sendiri. Kasihan
deh
,
kebetulan listrik pun mati ditambah genteng pada bocor. Akhirnya terpaksa
mencatat sambil berdiri tikar
pada basah, suasana gelap dan berpindah-pindah sambil cari cahaya. Alhamdulillah
selesai juga pekerjaanku diakhir cerita saya pamit dan pulang ke kantor. Da aaaaa
Inilah
sepenggal kisah yaang saya alami diawal saya masa-masa training menjadi
fasilitator digemi ternyata banyak suka dukanya, semoga kisah ini bisa bermanfaat.
jazakumullah
Edited By : Akhmad Arifin